GALERY KARMEL INDONESIA TIMUR

GALERY KARMEL INDONESIA TIMUR
SETITIK AWAN DARI TIMUR

Minggu, 21 Maret 2010

Carmel Echo

Carmel Echo
Media Komunikasi Komisariat Karmel Indonesia Timur
Sekretariat: Jl. Karmel Raya – Wairklau – Maumere
Tel (0382) 22142
Penasihat: Romo Komisaris - Penanggung jawab : Dewan KOMIT - Penerbit : Inspirasi KOMIT St. Titus Brandsma
Email: karmelindonesiatimur@yahoo.com

Penasihat: Romo Komisaris - Penanggung jawab : Dewan KOMIT - Penerbit : Inspirasi KOMIT St. Titus Brandsma

“Ego veni ut vitam habeant et abundantius habeant”
“Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yoh 10:10).

Kelimpahan adalah sebuah ide yang diagungkan oleh penganut teologi kelimpahan atau teologi sukses. Mereka beranggapan bahwa Tuhan tidak menghendaki seseorang menjadi miskin dan menganggap orang miskin tidak diberkati Tuhan. Kelimpahan ini pula yang ditentang oleh penganut teologi kemiskinan. Mereka beranggapan bahwa Tuhan mengajak manusia mencari dulu Kerajaan Allah dan menolak materialisme demi mengagungkan asketisme. Kedua teologi itu justru memperlebar jarak antara kaum kaya dan miskin. Padahal Tuhan menghendaki, “orang kaya dan orang miskin bertemu” (bdk., Amsal 22:2). Teologi pelayanan menawarkan jalan tengah. Teologi pelayanan mempertemukan kaum kaya dan kaum miskin dalam kesatuan, bukan pertentangan. Kelimpahan bukan kutukan, kemiskinan bukan karena tidak diberkati Tuhan. Tuhan memberi manusia masing-masing seturut kesanggupannya. Dalam situasi penuh perbedaan, teologi pelayanan menawarkan keindahan.

Arus Sentrifugal

Seorang rahib perempuan, Santa Theresia Avilla memberikan pencerahan mengatasi perbedaan diametral antara teologi kelimpahan dan teologi kemiskinan. Pertapa Karmelit itu semacam memberi jalan tengah di antara dua esktrem teologi tersebut. Menurut Theresia Avilla dalam diri setiap manusia terdapat dua jenis arus pokok, yaitu dorongan arus sentrifugal yang terus hendak mengalir keluar. Lalu ada juga arus sentripetal yaitu arus yang terus hendak mengalir masuk. Pemuda kaya dalam Injil adalah tipe manusia dengan arus sentripetal. Ia ingin mendapatkan segala sesuatu bagi dirinya, baik harta, nama baik, bahkan keselamatan kekal. Yesus mengatakan bahwa si pemuda harus membalik arus tersebut secara revolusioner, menjadi arus sentrifugal yang mengalir keluar. Maka ia dianjurkan untuk menjual segala hartanya dan membagi-bagikannya dengan orang miskin. Setelah berhasil mengubah arus pokok dirinya dari sentripetal menjadi sentrifugal barulah pemuda siap mengikuti Yesus menjadi murid-Nya sehingga memperoleh kehidupan kekal.

Contoh manusia yang memiliki arus sentrifugal, tidak lain ialah Yesus sendiri. Yesus mengorbankan segalanya untuk umat manusia. Yesus telah mengorbankan statusnya sebagai Allah dengan menjadi manusia. Ia mengorbankan masa muda dan seluruh kehidupan-Nya dengan cara hidup sebagai orang miskin. Ia mengorbankan nama baik-Nya dengan cara mati terhina di salib. Ia bahkan mengorbankan jubah dan baju-Nya sewaktu disalibkan. Ia mengorbankan seluruh Tubuh dan DarahNya yang termulia, bahkan nyawa-Nya untuk menebus dosa umat manusia. Kekeliruan lainnya berasal dari salah penafsiran tentang kelimpahan yang Allah berikan melalui kekayaan alam. Jika menyaksikan betapa banyaknya ikan di laut, maka ikan-ikan itu cukup untuk menghidupi seluruh umat manusia di dunia ini. Jika melihat padi di sawah, maka akan terlihat bagaimana satu biji padi dapat menghasilkan demikian banyak bulir-bulir padi baru. Jadi Allah adalah Allah yang memberi kelimpahan. Dalam diri Allah tidak ada arus masuk, semuanya merupakan arus keluar. Kasih itu memberi. Kodrat kasih adalah kodrat memberi secara total. Sebagian orang melihat Tuhan sebagai Tuhan Yang Mahakuasa sehingga memunculkan teologi kelimpahan. Sebutan yang sempat popular ialah teologi sukses. Padahal Allah tidak menuntut atau memakai apapun bagi DiriNya sendiri. Allah mengajar manusia untuk memberi dan bukan untuk meminta atau menuntut. Dengan demikian, teologi kelimpahan harus diluruskan pemahamannya sebagai teologi yang mengajarkan memberi secara murah hati, bukan teologi yang mengejar kelimpahan harta benda duniawi demi kepentingan diri sendiri.
Kemiskinan yang melanda bangsa Indonesia, sikap glamour yang menolak praktek hidup sederhana dan rela berkorban, membuat bangsa ini menjadi konsumtif sebelum menjadi produktif. Kondisi ini diperparah dengan jebakan formalisasi ajaran (ortodoksi), sehingga agama menjadi mandul dalam praksis sosial (ortopraksis). Padahal, formalitas ritual dan ajaran, betapapun baiknya selalu bersifat parsial. Kepenuhan hidup justru tercapai lewat penghayatan iman yang terfokus pada Allah yang rela mengorbankan diri. Kelimpahan dan kepenuhan hidup niscaya jika umat beriman berpartisipasi dalam pengorbanan.

Kura-Kura Dan Pisang
Alkisah empat ekor kura-kura bertemu setandan pisang. Mereka pun sepakat untuk membagi adil dan menikmati bersama-sama pisang itu. Namun sebelum sempat memakannya, tiba-tiba terdengarlah suara guntur di langit tanda hari hendak hujan. Mereka pun merasa sungguh tidak enak memakan pisang sambil kehujanan sebab itu perlu payung. Namun siapa yang harus mengambil payung itu? Mereka pun membuang undi. Yang kena pun pergi bergegas mengambil payung yang dibutukan itu. Lama ditunggu yang disuruh mengambil payung itu tak datang. Berjam-jam, berhari-hari dan berminggu-minggu, berbulan-bulan, bertahun-tahun dan bahkan berabad-abad kawan yang ditugaskan mengambil payung itu tak muncul. Akhirnya ketiga kura-kura itu tak sabaran lagi hendak memakan pisang itu.Yang seorang berkata: “dia sudah terlalu lama pergi, mungkin dia tak datang lagi, mari kita nikmati saja pisang ini.” Pas dia selesai berbicara, terdengarlah suara dari balik batu tak jauh dari mereka: “kalau kalian memakan sendiri pisang itu, aku tak jadi pergi mengambil payung.”
Berita Aktual:
 Tahbisan diakon akan dilaksanakan di Seminari Tinggi St. Petrus Ritapiret pada tanggal 11 April 2010. Diakon Karmel yang rencananya akan ditahbiskan: 1. Fr. Heri Sugi, O.Carm, 2. Fr. Simon Petrus Ta’a, O.Carm, Fr. Stanislaus Jenambur, O.carm, Fr. Ewaldus Krowa, O.Carm.
 Rekoleksi dan Pertemuan KOMIT pada bulan Mei nanti akan dilaksanakan di Seminari KPA St. Paulus Mataloko

Gerakan Bersama:





KOTAK DANA SOLIDARITAS KOMISARIAT


Kemauan adalah sangat penting karena aksi dan kerja biasanya mengikuti kemauan…….Louis Pasteur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar